Sebagaimana
kita ketahui bahwasanya pendidikan karakter sangat penting bagi rakyat
Indonesia terutama pada kaum pelajar atau generasi muda karena merekalah
yang akan menggantikan generasi tua sekarang untuk memimpin dan
meneruskan cita-cita para pendahulu kita dalam memajukan negara kesatuan
republik Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara super power
menggantikan Amerika. Cita-cita tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan
jikalau para generasi muda tidak memiliki karakter yang baik dan hanya
mengandalkan kemampuan intelektual saja, dan kemampuan intelektual
mereka akan menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia jika tidak dihiasi
dengan karakter yang mulia. Seperti yang kita lihat kepada para pemimpin
kita yang duduk di DPR atau MPR, mereka dengan seenaknya mengambil uang
rakyat dan mengggunakanya untuk kepentingan mereka sendiri tanpa
memikirkan penderitaan rakyat Indonesia. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Itu karena para pemimpin kita tidak memiliki karakter yang baik dan
hanya mengandalkan kemampuan Intelektual saja hingga pada akhirnya
mereka harus berakhir di terali besi seperti Nazarudin, Nunun Nurbaeti,
dan masih banyak para koruptor lain yang belum tercium kebusukanya oleh
KPK, dan ingatlah bahwa Indonesia merupakan negara terkorup di dunia.
Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh para generasi
muda untuk memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional.
Beberapa tahun belakangan ini kita selalu mendengar bahwa banyak kaum pelajar atau generasi muda selalu terlibat pada hal-hal negative seperti narkoba, sex bebas, tawuran dll. Mengapa hal itu bisa terjadi?.Hal seperti itu bisa terjadi karena para generasi muda sekarang tidak memiliki karakter yang baik dan kita tidak bisa selalu menyalahkan generasi muda, pastinya ada faktor yang mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji tersebut baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap anak mereka dan lebih mementingkan pekerjaan ketimbang mendidik karakter buah hati mereka dan juga kurangnya perhatian para guru dalam membimbing murid-murid mereka dan hanya memikirkan kenaikan gaji saja.
Sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter bagi kaum pelajar atau generasi muda Indonesia, pondok pesantren bukan hanya telah mencanangkanya, akan tetapi telah memperaktikanya kepada para santrinya selama enam tahun lamanya untuk mencetak alumni yang berakhlaqul karimah dan cerdas secara intelektual, emosional maupun spiritual. Buktinya kita bisa membedakan mana alumni cetakan pesantren dan mana alumni cetakan non pesantren dari segi akhlak atau karakternya. Kiai saya pernah mengatakan bahwa sangat mudah membuat santri pintar tetapi tidak mudah untuk membuat santri berakhlak dan itupun belum tentu berhasil.
Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang pintar dan cerdas secara intelektual, tetapi bangsa ini juga membutuhkan generasi yang memiliki karakter yang baik dan sebagai kaca perbandinganya kita bisa melihat system pendidikan pesantren yang telah memperaktekan pendidikan karakter semenjak awal didirikan ketimbang pemerintah yang baru mencanangkanya dan belum terbukti hasilnya di lapangan..
Beberapa tahun belakangan ini kita selalu mendengar bahwa banyak kaum pelajar atau generasi muda selalu terlibat pada hal-hal negative seperti narkoba, sex bebas, tawuran dll. Mengapa hal itu bisa terjadi?.Hal seperti itu bisa terjadi karena para generasi muda sekarang tidak memiliki karakter yang baik dan kita tidak bisa selalu menyalahkan generasi muda, pastinya ada faktor yang mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji tersebut baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap anak mereka dan lebih mementingkan pekerjaan ketimbang mendidik karakter buah hati mereka dan juga kurangnya perhatian para guru dalam membimbing murid-murid mereka dan hanya memikirkan kenaikan gaji saja.
Sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter bagi kaum pelajar atau generasi muda Indonesia, pondok pesantren bukan hanya telah mencanangkanya, akan tetapi telah memperaktikanya kepada para santrinya selama enam tahun lamanya untuk mencetak alumni yang berakhlaqul karimah dan cerdas secara intelektual, emosional maupun spiritual. Buktinya kita bisa membedakan mana alumni cetakan pesantren dan mana alumni cetakan non pesantren dari segi akhlak atau karakternya. Kiai saya pernah mengatakan bahwa sangat mudah membuat santri pintar tetapi tidak mudah untuk membuat santri berakhlak dan itupun belum tentu berhasil.
Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang pintar dan cerdas secara intelektual, tetapi bangsa ini juga membutuhkan generasi yang memiliki karakter yang baik dan sebagai kaca perbandinganya kita bisa melihat system pendidikan pesantren yang telah memperaktekan pendidikan karakter semenjak awal didirikan ketimbang pemerintah yang baru mencanangkanya dan belum terbukti hasilnya di lapangan..
Pendidikan karakter sudah seharusnya dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah apalagi korupsi sudah membudaya dalam kehidupan bangsa kita
ReplyDeleteMakasih sudah berbagi ilmu ..............................
ReplyDeletebisnistiket.co.id